Model Pengembangan Kompetensi ASN dalam Transformasi Layanan Pajak Digital:

Studi Kasus Aplikasi ePonti di Kota Pontianak

DOI:

https://doi.org/10.33701/jipsk.v10i1.5365

Abstrak

Transformasi digital dalam sektor pelayanan publik menuntut kesiapan dan penguatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengelola layanan berbasis teknologi secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengembangan kompetensi ASN yang relevan dan aplikatif dalam mendukung implementasi aplikasi ePonti di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pontianak. Aplikasi ini merupakan inovasi digital yang dirancang untuk mempermudah pelayanan pajak daerah secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan dokumentasi. Informan terdiri dari pegawai Bapenda dan masyarakat pengguna layanan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan kompetensi pegawai dalam tiga dimensi utama: kompetensi teknis, kemampuan komunikasi digital, dan efektivitas pelatihan. Sekitar 70% pegawai telah menguasai fitur dasar seperti input dan validasi data pajak, namun hanya 30% yang memahami fitur lanjutan seperti dashboard analitik dan pelaporan otomatis. Sebanyak 50% pegawai belum mampu menyampaikan edukasi teknis secara efektif kepada masyarakat. Pelatihan yang dilakukan masih bersifat umum, belum berbasis analisis kebutuhan jabatan, serta belum menjangkau seluruh pegawai secara merata. Penelitian ini mengemukakan model pengembangan kompetensi berbasis integrasi teknis, komunikasi publik digital, dan pelatihan adaptif. Model ini juga merekomendasikan pendekatan peer-assisted learning untuk meningkatkan kolaborasi antarpegawai dan mendukung transformasi digital pelayanan publik secara berkelanjutan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

2025-06-29

Cara Mengutip

Model Pengembangan Kompetensi ASN dalam Transformasi Layanan Pajak Digital: : Studi Kasus Aplikasi ePonti di Kota Pontianak. (2025). Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa, 10(1), 29–44. https://doi.org/10.33701/jipsk.v10i1.5365